BURUNG BRANJANGAN
Scientific classification
Kingdom:Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family Alaudidae Genus: Mirafra Species: M. javanica Binomial name Mirafra javanica |
REFERENSI
|
Burung branjangan
merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan suara burung
lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di
alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek”
atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki
burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di
tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus
membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak terlihat, dan
tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
+Habitat
Branjangan memiliki kerabat begitu
banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini
termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang
artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian,
padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang
biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari
mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan
perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai
tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering,
rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di
Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu
muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan.
Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi
hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat
yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput,
stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger
(passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di
Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya,
Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan
yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra
Javanica.
+Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan yang kita temui di
pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal
dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang
ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia,
branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya
khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates).
Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar
branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan
volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak
batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang
menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah
Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring
melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini.
(jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat
dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika
dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat
mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan
cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam
hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan
Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri
Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang
lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik.
Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang
lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari
daerah lain, seukuran 10-12 cm.
+Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna
tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya
hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya
agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak
kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya,
jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara
betina terputus-putus dan kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin
branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan,
paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina
terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
.
.
+Memilih branjangan
Tidak ada patokan
khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi dan juga
pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, mengatakan
ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor
dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut
seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok
sedikit ke bawah.
+Cara perawatan
-Tempat: Branjangan bisa
dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau
tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan
bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu
bata atau tanah kering yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata
yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi
batu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta
menggunakan debu (tanah yang bersih yang dikeringkan dan dihancurkan
halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan
burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang variatif
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus,
selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap
vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan
mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti
memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan
burung branjangan adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium,
Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT DI SINI
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan
sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam, branjangan tetap
perlu dilatih kerodong agar tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu
mengerodongnya, misalnya ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena
lomba.
Referensi vitamin dan mineral lengkap untuk burung, silakan di lihat di artikel ini.
Penanganan branjangan kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan
+PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu
mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan
memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu
mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
+Perawatan dan setelan branjangan mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa
yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan
digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total
protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri
atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.
Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan
kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai
protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini
sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk
mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga
memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan
energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk
dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi
yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali
lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat
misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang
menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa
mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur
burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau
kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat
adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan
yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan
untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino
yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu
bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada
kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian
suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang
baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan
normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,
khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang
tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit
yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi
bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk –
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan
bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan
merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada
merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan
menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini
terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia.
Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan
sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi
yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya
saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang
banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat
misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik
terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di
atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu
berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan
BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi
pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa
mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung
bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi
untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat
bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai
masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain
digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin
tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling
melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah
yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur
dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
- Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.
Lakukan pemasteran. Masa
mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.
Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang
kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan
tipe suara burung dengan suara burung master.
Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya di sini.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
+PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan memiliki
populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk
menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab, seperti ditulis dalam Majalah
Kucica Edisi Januari 2000, branjangan gampang stress dan tidak mau
berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia.
Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang asing
memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.
Tidak seperti burung kicauan lainnya,
burung berwarna coklat kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya
tidak harus terlebih dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina.
Branjangan yang sudah dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa
langsung dipertemukan jika sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya.
Jantan dan betina sama-sama ’ngleper’ jika sedang birahi. Dan jika telah
sama-sama birahi, jika dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak
akan berkelahi. Setelah dilepas dalam satu kandang, si jantan akan
bereaksi terlebih dahulu dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai
sayap ngleper dan dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan branjangan biasanya
terjadi siang hari. Branjangan jantan suka sekali ngleper di atas batu,
sedang betina di bawahnya. Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak
adalah ketika branjangan jantan sering membawa alang-alang kering untuk
membuat sarang. Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak
selalu memilih tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan
hingga bertelur tidak pasti.
Waktu yang diperlukan dari masa
penjodohan hingga bertelur bervariasi dari 3 – 15 hari, bergantung pada
situasi lingkungan di sekitar penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar branjangan
tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang ’njelimet’. Hanya saja
lokasi yang sunyi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat penangkaran,
sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji kawat yang agak
rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan pengganggu seperti cecak dan tikus
tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga jeruji kawat atau
dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara panas, sebaiknya
atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa menembus ke dalam
kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk sarang paling baik
adalah alang-alang kering atau jerami. Biarkan jerami bertebaran di
tanah, karena jika sudah berjodoh, proses pembuatan sarang akan diatur
sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk tempat bersarang
sediakan kotak dari tanah, yang tingginya sekitar setengah meter. Tetapi
terkadang branjangan tidak suka membuat sarang di kotak buatan, burung
ini lebih suka membuat sarang di sembarang tempat asalkan terlindung
dari gangguan hewan atau manusia. Misalnya, di pojok bawah, di dekat
batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat pemberian makanan, sebaiknya
dekat batu-batuan atau mudah dijangkau oleh perawatnya jika akan
memberi makanan. Tujuannya agar branjangan yang sedang dalam masa
penjodohan atau saat mengerami telur tidak panik. Meskipun branjangan
bisa dijinakkan, tetapi kalau perawatnya terlalu kasar atau kurang
hati-hati saat memasuki kandang, bisa saja branjangan tersebut mengalami
stress.
Makanan yang disiapkan adalah tanaman
padi, biji-bijian milet, walang atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya
ditebar begitu saja sehingga branjangan bisa ’ngasin’. Jika semua
sarana itu tersedia, pasangan branjangan yang sudah birahi siap dilepas
di kandang buatan berukuran sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25
meter.
Pengontrolan
Menangkar branjangan
harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan perawatnya. Karena
jika ada hewan pengganggu yang masuk, misalnya cecak, tikus, semut, atau
ular; akibatnya bisa berbahaya.
Jika branjangan sedang mengerami telur,
perawat harus sudah memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas.
Biasanya telur yang dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat
menetas, harus cepat-cepat diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni
selalu dikontrol dan kandang dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab
jika tidak cepat, akan didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur antara 3 hingga 4
butir. Tetapi terkadang ada yang tidak jadi atau pecah. Saat menetas
atau ketika indukannya meloloh piyik, porsi makanan harus diperbanyak.
Karena piyikan butuh energi yang banyak agar dapat bertahan hidup. Jika
piyik sudah berumur beberapa hari, perawat bisa lebih sering keluar
masuk kandang untuk mengontrol perkembangan piyik. Selama proses
tersebut, branjangan jantan terlihat lebih aktif mencari makanan,
sedangkan betina lebih banyak menunggu di sarang.
+KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk
penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung.
Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit
dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa
memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda
menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan
suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk
kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya
menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet
produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun
ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan
perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah
telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di
atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas
tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan
menggunakan BirdMature / BMR sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature/ BMR memang
meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun
dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan
(burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta
menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia
kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia
masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian
anakan piyikan burung bisa ditekan.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan bisa
dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari. Namun apabila
kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan dulu dipisah.
Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi positif dan
negatifnya. Namun sebenarnya tidak terlalu masalah jika perawat selalu
memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik lebih mudah
dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan hewan lain atau bahkan
induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan lebih dini piyik akan
jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya jika terlambat
memisahkan, piyik sulit dijinakkan dan bersifat liar karena sudah dewasa
ketika berada di kandang. Selain itu resiko gangguan binatang lain
lebih besar. Tetapi seandainya diloloh sendiri, apabila si perawat
terlalu kasar atau tidak memahami keinginan piyik, bisa berakibat
kematian.
Untuk meloloh piyik makanan harus
dilembutkan terlebih dahulu. Begitu pula pemberian jangkrik atau walang
dipilih yang masih clondo dan harus dipotong-potong. Piyek yang sudah
berumur di atas 20 hari, resiko kematiannya sangat kecil asalkan tidak
terlambat memberi makanan. Jika belum tumbuh bulu sayap, saat tidur
harus diberi alas kain untuk penghangat.
+PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
Berbeda dengan kenari misalnya,
branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya, proses mabung menjadi lamban
karena tidak cukup energi untuk mendorong pertumbuhan bulu secara cepat.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein).
Burung harus mengonsumsi makanan dengan
kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai
protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini
sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk
mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Untuk menyediakan jenis protein yang diperlukan branjangan, bisa kita sediakan BirdVit dan/atau BirdMolt. Kedua multivitamin ini tidak hanya membuat burung fit, tetapi juga mendapatkan asam amino yang cukup untuk pertumbuhan bulu.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama. Untuk mempercepat rekondisi ini pula bisa diberikan BirdVit untuk rawatan harian selama dan sehabis mabung.
Alternatif lain, Anda bisa menyediakan
undur-undur sebagai extrta fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang
kecil itu (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor.
Tebar ke ke dalam bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan.
Langkah ini bisa dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan
branjangan yang gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Pastikan kita menyemprot burung sebulan sekali dengan FreshAves.
Untuk mencegah kekurangan mineral, jangan lupa selalu gunakan bubukan bata yang dicampur BirdMineral sebagai dasar sangkar.sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar