Ditemui tim liputan bisnisUKM Kamis (22/12), baik Ibu Rita maupun Ibu Wulan kompak mengakui jika hobi memasaklah yang menjadi latar belakang mereka menekuni usaha tersebut. “Sejak awal kami memang hobi memasak, selain tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, kami melihat bahwa produk yang sering kita buat (keripik sayuran dan camilan), digemari anggota keluarga, teman, serta tetangga-tetangga sekitar, kemudian timbul niatan untuk mengembangkannya menjadi sebuah usaha,” ujar Ibu Rita.
Tidak
 tanggung-tanggung, untuk memfasilitasi kegemaran mereka mengkreasi 
aneka jenis  makanan camilan, masing-masing memiliki brand/ merk produk 
sendiri-sendiri. Ibu Rita yang spesialis keripik sayuran, menggunakan 
merk ‘SS Adita’ pada setiap inovasi produknya. Sementara Ibu Wulan sang 
adik, yang lebih handal dalam pembuatan aneka kue kering
 dan kue basah, menggunakan ‘R&T’ sebagai merk produk olahannya. 
“Merk tersebut (R&T) merupakan inisial nama saya dan suami, begitu 
juga dengan ‘SS Adita’ yang merupakan inisial dari nama Mbak Rita dan 
suaminya,” terang Ibu Wulan sembari tersenyum.
Kreasi kuliner yang diproduksi SS Adita antara lain keripik seledri, 
keripik kemangi, keripik kenikir, keripik daun ubi, keripik daun 
singkong, dan keripik bayam. Sementara R&T memproduksi ampyang 
coklat kacang dan mete, bakpia, brownies, nastar, manggleng, criping, 
cheese stick, dll. “Semua produk yang kami kreasi tidak menggunakan MSG 
dan minyak curah, karena kami konsisten menggunakan minyak berkualitas, 
sehingga merupakan produk yang sehat untuk dikonsumsi,” jelas Ibu Rita. 
Dibantu tiga orang tenaga produksinya, saat ini mereka rata-rata mampu 
memproduksi 10 kg/ hari untuk semua jenis produk.
Bahan
 baku yang melimpah di pasaran menjadi salah satu keuntungan tersendiri 
bagi SS Adita maupun R&T. “Kami biasa membeli bahan baku sayuran 
dari pasar seharga Rp.1.000/ ikat, selain itu ibu-ibu daerah sini 
(Kadipolo Berbah Sleman) juga sering memasok sayuran hasil pertanian 
mereka kepada kami,” imbuh Ibu Rita. Untuk keripik sayuran, mereka 
memproduksinya secara rutin setiap hari. Sementara untuk aneka camilan 
yang lain disesuaikan dengan permintaan pesanan yang ada.Kunci Kesuksesan
Untuk pemasaran produknya, baik SS Adita maupun R&T sering ikut serta dalam beragam pameran yang digelar secara regional di Yogyakarta. “Selain pameran, kami juga ‘menitipkan’ produk atau konsinyasi dengan beberapa swalayan yang ada di Yogyakarta, dan selama ini respon pasarnya bagus sekali, karena sangat jarang kami menerima pengembalian produk atau return,” jelas Ibu Wulan. Selain pasaran lokal via swalayan-swalayan, produk SS Adita dan R&T juga sudah dipasarkan ke wilayah Kalimantan, Bali, dan Bogor. Hal itu sedikit banyak merupakan imbas dari promosi yang dilakukan ketika mengikuti pameran-pameran.
Saat
 ini, harga yang dipatok untuk kreasi kripik sayurnya adalah 
Rp.5.000,00/100 gram. Sementara untuk aneka jenis camilan lainnya 
harganya cukup variatif, berkisar Rp.5.000,00-Rp.25.000,00/ kemasan. 
Dengan harga tersebut, Ibu Wulan mengakui rata-rata bisa memperoleh 
omzet 5 juta rupiah/ bulannya. “Untuk omzet memang erat kaitannya dengan
 kapasitas produksi,  dan untuk saat ini kami memang sedikit terkendala 
dengan hal itu, tenaga kerja dan peralatan yang kami gunakan belum bisa 
mencukupi seluruh permintaan yang ada,” tambahnya.Sejalan dengan makin meningkatnya permintaan dan produksi keripik sayur dewasa ini, tingkat kompetisi atau persaingan yang ada juga semakin tinggi. “Ambil contoh di daerah kami sendiri, saat ini yang memproduksi camilan seperti ini (keripik sayuran), sudah semakin banyak, oleh karena itu kami selalu memperbaiki kualitas agar tetap bisa bersaing di pasaran,” ujar Ibu Wulan. Di akhir wawancaranya, Ibu Rita dan Ibu Wulan kompak berharap agar usaha ini ke depannya semakin bagus, serta jangkauan pemasarannya semakin luas.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar