BURUNG CUCAKROWO 
Status konservasi 
Rentan Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Passeriformes Famili: Pycnonotidae Genus: Pycnonotus Spesies: P. zeylanicus Nama binomial Pycnonotus zeylanicus Gmelin, 1789  | 
 
REFERENSI 
 | 
UMUM
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Merbah aslinya dalam bahasa Melayu 
merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di 
semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet 
dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti 
yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut 
burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, 
burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain 
seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu, 
empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.
Berukuran sedang, burung-burung ini 
biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak 
panjang. Kerap kali bermisai halus.
Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni 
yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh 
tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun, 
keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di 
pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.
Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.
Merbah terutama adalah burung pemakan 
buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang 
menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka 
buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang 
tinggal di atas pepohonan.
Sering didapati berpasangan atau 
berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang 
lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil.
Merbah membuat sarang di atas pohon atau 
perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, 
bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.
Ragam jenis merbah
 Di Indonesia terdapat 
sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia 
bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi 
Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga 
menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian 
berbiak).
Akan tetapi anehnya ada satu jenis 
anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar
 Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) 
affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu 
sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi 
sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Cucak rawa dikenal umum sebagai 
cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa 
Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang 
kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus 
(Gmelin, 1789).
Burung yang berukuran sedang, panjang 
tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm 
ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna 
jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis 
kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun 
bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun.
 Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu 
bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna 
kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap..
+HABITAT CUCAKROWO
Seperti namanya, cucak rawa biasa 
ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi 
hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya
 yang khas.
Suara lebih berat dan lebih keras dari 
umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang 
merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan.
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin.
Menyebar di dataran rendah dan perbukitan
 di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa 
bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun
 kini sudah sangat jarang akibat perburuan.
Merupakan salah satu burung yang sangat 
digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. 
Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena 
perburuan yang ramai sejak tahun ’80an.
Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa
 kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak 
bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun 
populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 
2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian
 pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU, 
Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci dapat dilihat 
pada situs IUCN di bawah.
Jika tidak ada langkah penyelamatan yang 
lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini 
hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti 
dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa.
+CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Secara umum tidak ada perbedaan volume, 
mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. 
Cucakrowo Sumatera dan Kalimantan ada yang bermental bagus volume 
dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ropel dan ada yang bersuara 
biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah sumatera relatif lebih besar 
ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara umum bodi cucakrowo di
 Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor seperti 
cucakrowo Sumatera.
+CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucakrowo termasuk burung monomorfik di 
mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang 
membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada 
beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin 
burung cucakrowo oleh penangkar.
Ciri fisik
 Jantan: Kepala
 bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan bulu;
 Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah; Bulu punggung dan 
sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata; Ekor lebih 
panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak 
melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.
Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu 
berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih 
kotor, tampak putih keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas; 
Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan 
cenderung tampak lebih cantik; Garis hitam di bawah mata dengan warna 
lebih ringan.
Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya
 Dari tingkah 
laku dan gerakannya, burung cucakrawa dapat diketahui sekaligus 
dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila cucakrawa telah 
jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa rasa takut.
Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering 
melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan 
jeisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila 
dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki
 dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya 
mengarah ke bawah; Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan 
gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras 
bernada memanggil.
Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak 
halus; Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang 
sedikit agak dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan 
seperti anak cucakrawa yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat 
menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badannya dan ekornya 
agak terangkat keatas; kepala sering merunduk atau merendah ke depan 
merendah sejajar dengan punggungnya.
Didengar dari suaranya
 Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.
Jantan: Lebih sering menyampaikan nada 
panggil tinggi, keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang
 sering diperdengarkan; Bila berkicau bersama atau berpasangan akan 
memimpin irama lagunya.
Betina: Suara terdengar besar dan dalam, 
seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih 
monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan 
nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau 
bersaut sautan saling didekatkan. Namun ada burung betina yang dapat 
bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau 
menentukan antara jantan dan betina.
+MEMILIH CUCAKROWO
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.
- Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
 - Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
 - Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
 - Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
 - Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
 - Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
 
+CARA PERAWATAN
-Tempat: Cucakrowo bisa 
dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm 
dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat
 dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
- Pakan: Sama dengan 
burung lain pada umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif 
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, 
selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap 
vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
 dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L 
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu 
bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan 
mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, 
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem 
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
 sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti 
memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan 
burung cucakrowo adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, 
Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT DI SINI 
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung cucakrowo:
 Makanan yang sesuai untuk cucakrowo
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
 
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
 
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
 
Referensi vitamin dan mineral lengkap untuk burung, silakan di lihat di artikel ini.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG CUCAK ROWO
Perawatan harian untuk burung cucakrowo 
relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan 
perawatan harian yaitu rutin dan konsisten. Berikut ini Pola Perawatan 
Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Rowo:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
 - Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
 - Berikan Jangkrik 5 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
 - Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
 - Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
 - Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara master atau burung aseli cucakrowo.
 - Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
 - Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF.
 - Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
 
PENTING
- Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
 - Buah segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
 - Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
 - Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
 
Penanganan jika cucakrowo overbirahi
- Pangkas porsi jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
 - Bisa diberikan 2 ekor ulat bambu dalam 3 hari berturut-turut
 - Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
 - Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
 
PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK ROWO KONDISINYA DROP
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 8 pagi dan 4 sore
 - Tingkatkan porsi pemberian kroto menjadi 3x seminggu
 - Mandi dibuat 2 hari sekali saja
 - Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucakrowo lain dahulu
 - Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
 
+ PENANGANAN CUCAKROWO UNTUK LOMBA
Perawatan dan setelan cucakrowo untuk lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh 
berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu 
mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan 
memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu 
mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung cucakrowo:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 8 ekor pagi dan 4 ekor sore.
 - H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
 - 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong 10-20 ekor.
 
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK ROWO PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
 - Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
 - Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
 
+PERAWATAN CUCAKROWO MABUNG
Untuk burung cucakrowo, sangat jarang 
terjadi mabung total dan biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara 
bergantian. Namun jika terjadi burung mengalami masa nyulam dengan 
banyak bulu yang berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa 
itu?
Masa mabung (moulting) merupakan masa 
yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan 
digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total
 protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa 
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein 
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri 
atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. 
Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta 
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun 
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan 
kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai 
protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini 
sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk 
mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga 
memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan 
energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan 
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk 
dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi
 yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali 
lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat 
misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang 
menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa 
mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur 
burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus 
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau 
kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat 
adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan
 yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna 
mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan
 untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino 
yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu 
bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada 
kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian 
suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang 
baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
 untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan 
normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, 
khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang 
tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit 
yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus 
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan 
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi 
bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – 
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya 
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan 
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas 
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi –  penggunaan 
bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan 
merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada 
merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan 
menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini 
terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. 
Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan 
sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi 
yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya
 saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang 
banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat 
misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik 
terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di 
atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu 
berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
 - Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
 - Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
 
Dengan demikian, selama kita menggunakan 
BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi 
pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa 
mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung
 bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi 
untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti
 metionin dan sistin.
Cucakrowo bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat 
bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai 
masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain 
digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin 
tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling 
melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah 
yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur
 dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung,  BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan cucakrowo masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
 - Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
 - Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 8 ekor pagi dan 6 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
 - Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
 - Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
 
Lakukan pemasteran 
Masa mabung membuat burung lebih banyak 
pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi 
variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran 
dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara 
burung master.
Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya di sini.
+PENANGKARAN CUCAKROWO:
Sebelum penangkaran cucakrowo dimulai, 
terlebih dahulu perlu dilakukan seleksi atau pemilihan terhadap 
burung-burung ini, apabila jumlah yang dimiliki cukup banyak. Tetapi 
apabila burung yang ada jumlahnya terbatas, maka seleksi semacam tidak 
perlu dilakukan. Seleksi ini dimaksudkan agar memperoleh pasangan calon 
induk yang memenuhi syarat, yang diharapkan dapat menghasilkan keturunan
 yang bermutu dan memuaskan.
Calon untuk Induk Penangkaran
Burung yang disiapkan untuk keperluan 
penangkaran harus memiliki semua kriteria sebagai calon induk. Kriteria 
tersebut antara lain:
- Mutu dan kualitas burung harus baik; memiliki mental yang bagus; suara kicaunya bagus, nadanya bagus, volumenya bagus, iramanya bagus, jarak jangkaunya jauh, dan bersih atau kristal.
 - Fisik sempurna, dalam arti tidak cacat.
 - Sehat, dalam arti tidak sakit-sakitan.
 - Baik pejantan maupun betinanya sudah siap kawin.
 - Mau dan dapat ditangkarkan dalam arti mampu kawin secara normal
 - Dari keturunan yang baik dan mempunyai keturunan yang baik pula (tidak cacat, rajin, dan sayang mengasuh anaknya)
 
Kunci keberhasilan penangkaran
Keberhasilan penangkaran sangat 
ditentukan oleh sangkar atau kandang yang digunakan cocok atau tidak. 
Sangkar atau kandang penangkaran adalah sangkar atau kandang yang 
diperuntukkan sebagai tempat menangkarkan atau mengembangbiakkan 
pasangan burung cucakrowo yang telah siap dan memenuhi kriteria untuk 
dijodohkan.
Oleh sebab itu, harus dibedakan antara 
sangkar untuk pemeliharaan atau kurungan dengan sangkar untuk 
penangkaran.sangkar untuk penangkaran lebih tepat disebut kandang. 
Selain ukuran yang jauh lebih luas, kandang juga memerlukan berbagai 
peralatan yang dapat mendukung serta membantu usaha penangkaran.
Agar sesuai dengan habitat dan kehidupan 
aslinya di alam bebas, atau setidak tidaknya mendekati, maka kandang 
penangkaran ini harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
Lokasinya cocok dan strategis.
- Konstruksi bangunan memenuhi syarat dan bentuk memadahi.
 - Peralatan pendukung yang dibutuhkan tersedia.
 - Iklim dan lingkungannya sesuai dengan burung cucakrowo.
 - Lokasi yang Cocok dan Strategis
 - Sebelum penangkaran dimulai, kita perlu memilih lokasi kandang penangkaran yang cocok dan strategis dengan hidup burung cucakrowo.
 
- Cocok: artinya banyak faktor pendukung 
yang memperlancar usaha penangkaran, antara lain cukup mudah mendapat 
air dan makanan; tersedia listrik sebagai pemanas dan penerangan, 
lingkungan tidak terlalu dekat dengan keramaian yang mengganggu, kecuali
 kicau burung. Selain itu, ada tempat untuk membuang sampah atau 
kotoran, serta jauh dari binatang yang dapat mengganggu suasana 
penangkaran.
- Strategis: lokasi penangkaran mudah 
dikenal dan dijangkau para penggemar, dekat dengan jalan serta 
transportasinya mudah. Kalau mungkin tidak berada dalam kota dan lebih 
baik lagi bila berlatar belakang pegunungan yang masih menyerupai hutan.
 Hal ini akan sangat mendukung keindahan suasana penangkaran. Karena, 
selain hasil yang akan diharapkan, kombinasi antara alam yang indah dan 
kicauan burung yang akan memberikan kenikmatan tersendiri.
Tersedianya tenaga, bahan, dan sarana 
penunjang lainnya perlu pula dipertimbangkan, karena hal ini akan 
membawa kemudahan serta mendukung perkembangan penangkaran.
Kandang penangkaran yang baik dan cocok adalah kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Bahan kerangka dari kayu yang kuat, tidak mudah lapuk, dan tahan lama .
- Lantai dasar terbuat dari batu kali, batu apung , kerikil pasir dan tanah atau lumpur. Komposisi ini menyerupai kehidupan asli di hutan sehingga memenuhi kebutuhan dan sarana merawat diri bagi burung. Misalnya batu apung untuk mengasah paruh , pasir sebagai tempat mandi debu dan lain sebagainya.
 - Kolam atau rawa buatan dibuat dari semen dan batu alam yang dibentuk sealami mungkin agar tampak luas seingga burung akan merasa senang, betah dan merasa gembira
 
Pemilihan pasangan
Keberhasilan penangkaran burung cucakrowo
 sangat ditentukan oleh pasangan baru yang akan ditangkarkan sebagai 
calon induk. Untuk menentukan induk yang baik, faktor-faktor berikut ini
 harus diperhatikan, yakni:
- Mutu atau kualitas.
 - Umur burung yang akan dijodohkan.
 - Asal-usul pasangan.
 - Jenis kelamin.
 - Kecocokan pasangan.
 - Kesehatan burung.
 
Mutu atau Kualitas
Burung yang akan ditangkarkan sebaiknya 
telah benar-benar diseleksi kualitasnya, yang meliputi mutu suara atau 
kicau, mental dan jiwanya, keutuhan fisik serta daerah asal (peringkat 
teratas saat ini adalah cucakrowo yang berasal dari Sumatera).
Umur Burung
Umur burung yang akan ditangkarkan sangat
 menentukan kualitas piyik atau anakan yang dihasilkan. Anak atau piyik 
dari induk yang terlalu muda selain kondisi fisiknya lemah, juga kicau 
atau suaranya akan kurang keras atau bantas. Kemungkinan lain adalah 
induk muda ini kurang atau belum mampu merawat anaknya dengan baik, 
sehingga kemungkinan mati di saat kecil sangatlah besar. Sebaliknya, 
induk yang umurnya terlalu tua selain sudah kurang produktif, telur yang
 dierami kemungkinan tidak dapat menetas. Kalaupun dapat menetas anaknya
 kurang sehat atau bahkan mati,
Umur yang baik bagi penangkaran burung 
cucakrowo adalah 2 tahun bagi pejantan dan 1,5 tahun bagi betina, sebab 
pada umur tersebut cucakrowo telah mencapai dewasa kelamin. Apabila 
induk burung yang ditangkarkan berasal dari satu keturunan (dari induk 
yang sama), penangkaran dapat dimulai pada umur 1,5-2 tahun.
Asal-usul Pasangan
Satu induk yang sama, yakni dari satu 
tetasan yang pada umumnya terdiri atas jantan dan betina.Keuntungan 
pasangan dari induk yang sama ini adalah lebih mudah menjodohkannya 
serta mudah pula mentukan jantan dan betinanya, karena mereka telah 
berpasangan sejak menetas. Kelemahannya adalah, keturunannya tidak 
mungkin menghasilkan kombinasi suara lain karena berasal dari satu darah
 atau satu garis keturunan.
Jenis Kelamin
Sering terjadi, karena ketidaktahuan 
penangkar, burung yang dijodohkan adalah pasangan yang terdiri atas 
jantan semua atau betina semua. Hal ini sering dialami oleh penangkar 
pemula. Walaupun burung yang dijodohkan adalah betina semua, dapat 
bertelur. Hal ini mungkin terjadi bila gizi yang diperlukan oleh burung 
tercukupi. Penentuan jenis kelamin sangat menentukan keberhasilan 
penangkaran, sebab bila sampai salah, penangkaran akan mengalami 
kegagalan. Untuk menentukan jenis kelamin ini telah duraikan di atas 
secara rinci.
Kecocokan Pasangan
Burung yang telah ditentukan jenis 
kelaminnya belum menjamin pasangan ini dapat akur atau jodoh dan dapat 
menghasilkan telur atau keturunan. Burung jantan dan betina yang 
disatukan dalam sangkar belum pasti cocok, mereka dapat saling 
menyerang, dan mungkin pula si jantan kalah oleh betinanya. Dalam hal 
semacam ini, pasangan burung ini harus segera dipisahkan agar tidak 
mengalami kerusakan bahkan dapat mengakibatkan matinya salah satu 
burung.
Kesehatan
Burung yang disiapkan untuk induk, 
hendaknya betul-betul telah diseleksi kesehatannya, baik kesehatan fisik
 maupun mentalnya lebih-lebih pada burung yang cacat. Burung yang kurang
 sehat atau tidak fit tidak mungkin menghasilkan anakan yang yang baik 
seperti yang diharapkan.bila burung yang dijodohkan ini sakit, akibatnya
 akan lebih fatal. Oleh karena itu, burung yang dijodohkan harus selalu 
dijaga kesehatannya melalui perawatan, pemberian makan yang baik serta 
kebersihan kandangnya. Selain umur prodiktifnya panjang, kesehatan 
burung juga akan menghasilkan keturunan yang baik dan memuaskan
CARA MENJODOHKAN
Bila calon induk yang akan ditangkarkan 
telah dipilih serta telah memenuhi syarat tersebut di atas, tiba saatnya
 untuk memasukkannya ke dalam kandang penangkaran. Menjodohkan atau 
memasukkan burung ke dalam kandang pun ada tekniknya tersendiri, yakni 
sebagai berikut:
- Masukkan burung jantan ke dalam kandang penangkaran terlebih dahulu, hingga benar- benar tampak tenang dan tidak lagi gelisah, syukur sudah mau berkicau
 - Dekatkan atau tempelkan sangkar/kurungan yang berisi burung betina pada kandang penangkaran yang sudah berisi burung jantan calon pasangannya, pada salah satu dinding kandang dan amati terus. Bila keduanya telah mulai tertarik dan mendekat serta menunjukkan isyarat gerak yang cocok, barulah mulai dengan tahap berikutnya yaitu memasukkan burung betina ke dalam kandang penangkara
 - Masukkan cucakrowo betina dalam kandang penangkaran secara hati-hati, agar si jantan tidak terkejut dan menyebabkan ketakutan serta menghambat adaptasi keduanya. Waktu yang tepat untuk memasukkan burung betina adalah sore hari menjelang tidur, dengan maksud agar keduanya dapat segera tenang dan tidak saling menyerang. Ikuti dan awasi terus perkembangannya agar dapat dipastikan bahwa keduanya akur dan tidak saling menyerang. Apabila dalam beberapa hari sudah mulai tampak akur dan selalu rukun, dapat diharapkan pasangan ini akan segera menghasilkan keturunan
 - Berikan cukup makanan baik makanan buatan, buah-buahan maupun makanan ekstra berupa serangga, belalang atau jangkrik. Air minum dan kolam rawa atau kolam buatan agar selalu dijaga kebersihannya serta mengganti airnya.
 - Pada waktu memberikan makanan ekstra, berupa belalalng atau jangkerik, usahakan agar dibantu dengan tangan atau lidi, agar terjalin diberikan secara kontak langsung dengan pemilik. Kontak secara langsung dengan burung perlu latihan atau pendekatan sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Kontak langsung ini sangat diperlukan, agar terjalin hubungan kasih saying. Bila kontak langsung sering dilakukan, maka setiap kali kita datang ke lokasi kandang, burung akan menyambut gembira dan penuh harap untuk mendapatkan hadiah makanan kesayangan
 - Setelah beberapa waktu akan tampak jelas adanya kehidupan yang rukun, penuh kegembiraan yang diselingi dengan canda dan saling berkejaran riang namun tidak menyerang
 - Secara naluriah, seperti ketika masih di hutan, biasanya pasangan burung ini akan membuat sarang dan mulai bertelur menjelang musim penghujan , yaitu sekitar bulan Juli-Agustus. Apabila pasangan ini sama-sama tampak mengumpulkan rumput kering atau bahan lain dan mulai menyusun sarang, segera berilah tambahan daun cemara, rumput kering ataupun serabut kelapa agar burung mudah mencari bahan sarang
 - Setelah segalanya dirasa siap, maka si betina akan segera bertelur antara 2 sampai 3 butir. Tetapi ada kalanya burung akan bertelur sampai 4 butir. Tetapi pada umumnya cucakrowo hanya bertelur 2 butir saja. Telur yang semula berwarna putih ini lama-lama menjadi agak kekuningan dan kemudian akan muncul bintik-bintik coklat muda kekuning-kuningan. Pengeramannya biasanya dilakukan secara bergantian. Pada hari ke empat belas, biasanya telur akan segera menetas. Anak cucakrowo akan diasuh oleh kedua induknya secara bergantian.
 
+KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk 
penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung. 
Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit 
dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa 
memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda 
menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan 
suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk
 kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya 
menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah 
meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR 
sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga 
mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet 
produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun 
ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan 
perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah 
telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di
 atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas 
tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan 
menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature memang 
meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun 
dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan 
(burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta 
menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia
 kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia 
masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian 
anakan piyikan burung bisa ditekan.
PERAWATAN PASCA TELUR MENETAS
Apabila telah diketahui kapan kira-kira 
telur akan menetas, persiapkan segala sesuatnya dengan cermat, telaten 
dan penuh perhatian. Dalam dua atau tiga hari menjelang telur menetas 
hendaknya telah disediakan kroto atau serangga lain yang lembut dan 
lunak agar sewaktu-waktu menetas induk langsung dapat memberi makan 
anak-anaknya sesuai kehendaknya.
Di dalam sangkar induk tidak bisa secara 
bebas mencarikan makan untuk anaknya, maka kebutuhan pakan untuk anak 
burung harus selalu diperhatikan dari hari ke hari. Karena kebutuhan 
makannya tidak selalu sama dari hari ke hari sejak umur 1 hingga 15 
hari, anak akan mulai belajar keluar sarang terutama saat bulunya sudah 
mulai lengkap. Induk burung akan memilih dan memberikan jenis pakan yang
 sesuai cocok dengan anaknya, sesuai dengan umur dan besar anaknya.
Pada tahap menyuapi ini pemberian pakan 
ekstra berupa serangga, tidak boleh terlambat, agar pertumbuhan anak 
burung tidak terlambat, dan mungkin akan mengalami kegagalan. Setelah 
anak cucakrowo mulai keluar dari sarang, jumlah jatah pakan perlu 
ditambah. Pada tahap ini, anak burung akan selalu minta disuapi dan 
kelihatannya selalu lapar dan ingin makan.
Usahakan untuk tidak terlalu cepat 
memisahkan anak burung dari induknya, tunggu sampai kira-kira berumur 
satu atau dua bulan. Saat yang paling tepat untuk memisahkan anak dari 
induknya adalah bila ada tanda-tanda bahwa induk berusaha menjauh, bila 
anak mendekat untuk minta disuapi dan seolah-olah akan mematuknya. 
Setelah tanda-tanda tersebut di atas terlihat, segera ambil dan pisahkan
 dengan hati-hati, agar induknya tidak terkejut dan stress. Apabila 
terkejut, apalagi stress, dapat mengakibatkan induk burung tidak mau 
bertelur dalam waktu yang cukup lama.
Di malam hari burung cucakrowo mempunyai 
kebiasaan tidur lelap dengan memasukkan dan mendekap kepalanya di bawah 
bulu sayapnya, sehingga apabila cukup hati-hati anaknya dapat di tangkap
 tanpa setahu induknya.
Anak cucakrowo yang telah dipisahkan, 
dikumpulkan menjadi satu dalam sangkar pemeliharaan.apabila kelak akan 
dijadikan calon induk, anak-anak burung ini tidak perlu dipisah-pisahkan
 agar dapat tetap rukun. Selain itu, dalam membentuk pasangan yang baru,
 dan menentukan jantan dan betinanya tidak mengalami kesulitan lagi. 
Tetapi bila dimaksudkan untuk keperluan lain, misalnya calon yang akan 
diikutkan lomba atau sekedar untuk di dengar suaranya, setelah anak 
burung mulai belajar berkicau dapat segera dipisahkan dari yang lain, 
agar cepat dan rajin berkicau. Cari master untuk melatihnya, seperti 
kaset, menggunakan burung yang sudah jadi dan baik atau menggunakan 
burung sejenis trucukan
Merawat dan melatih cucakrowo
Setelah cukup umur, burung muda hasil 
penangkaran, dikumpulkan dalam sangkar terpisah dari induknya. Maksud 
pemisahan ini antara lain:
- Ada selera makan bila ada temannya.
 - Lebih merasa tenang.
 - Mengurangi perasaan gelisah pada saat dipisahkan.
 - Kemungkinan akan dijadikan induk baru.
 - Menghemat kebutuhan sangkar.
 
Dilihat dari berbagai segi, burung 
cucakrowo hasil penangkaran lebih baik kualitasnya dan memiliki 
kelebihan dibandingkan cucakrowo hasil tangkapan. Kelebihan-kelebihan 
tersebut antara lain:
- Lebih jinak dan mudah beradaptasi, karena lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga.
 - Belum pernah tahu dan merasakan kehidupan di hutan sehingga tak ada rasa tertekan atau ingin hidup bebas.
 - Bentuk fisiknya bagus karena pemilihan induknya secara selektif.
 - Corak suara telah dapat diketahui berdasarkan induk yang menurunkan.
 - Kesehatannya terjamin karena terawat sejak telur menetas.
 - Seleksi ketat dan penangkaran yang terkontrol akan menghasilkan keturunan yang semakin hari semakin dapat ditingkatkan kualitasnya.
 
Kelemahan cucakrowo hasil penangkaran
Walaupun cucakrowo hasil penangkaran 
memiliki kelebihan, tetapi peternak perlu menguasai cara dan teknik 
melatih, agar burung cepat dan rajin berkicau dengan baik. Sebab, 
kelemahan burung hasil penangkaran adalah pada lagunya yang kadang 
kemasukan “suara setan” atau suara lain yang tidak kita inginkan 
misalnya suara ayam, perkutut dan suara hewan lainnya.
Dalam melatih cucakrowo muda perlu dipersiapkan langkah sebagai berikut:
- Usahakan sangkar yang dipakai bukan sangkar yang baru, agar kepala dan bulu tidak rusak, akibat menabrak jeruji sangkar (sangkar lama jerujinya sudah tidak tajam).
 - Usahakan agar cucakrowo muda selalu mendengarkan lagu dan irama kicau dari cucakrowo yang sudah jadi , bagus bahkan pernah menjadi juara. Untuk lebih mudahnya, gunakan kaset rekaman burung cucakrowo juara.
 - Dapat pula digunakan master dari jenis burung trucukan. Karena burung ini memiliki banyak persamaan, baik bentuk maupun irama/ nada kicaunya, hanya suaranya lebih kecil. Kelebihan trothokan ini adalah banyak yang memiliki lagu ganda yang kini banyak digemari dan menang dalam lomba atau pameran.
 - Agar cucakrowo muda tidak takut, jangan didekatkan dengan burung yang telah jadi dan berkicau keras-keras. Bila perlu biarkan burung muda ini mendengarkan kicauannya saja, tanpa melihat burungnya. Setelah beberapa waktu dan kelihatan bahwa burung muda ini sudah agak pandai serta kuat mentalnya, boleh didekatkan dengan burung yang sudah bagus, agar terbiasa dan berani berkicau bersama bersahut-sahutan seperti saat berada dalam arena pameran.
 
Tanpa latihan yang baik, burung burung yang sudah rajin dan kicaunya bagus pun belum berani unjuk suara di arena.
+PROBLEM UTAMA CUCAK ROWO
1. Kurang fighting spirit, hanya diam bila ketemua lawan.
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit, hanya diam bila ketemua lawan.
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit
 alias kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung 
kurang fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang gizi,
 vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
2. Memperdengarkan “suara mati” atau
 suara burung lain seperti ayam, perkutut dan lain-lain. Atasi dengan 
pemasteran intensif suara burung cucakrowo. Bisa menggunakan kaset bisa 
menggunakan cd. Burung jangan dijadikan jinak. Biarkan sedikit liar. 
Cucakrowo jinak memerlukan stimulan digoda atau disiuli agar bunyi. 
Cucakrowo semi liar, suaranya cenderung keras dan rajin bunyi.
3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar