Label

Rabu, 06 Juni 2012

Ducati Hypermotard yang Kurus


Begi Jika Rata (22) tak kehilangan akal membuat tongkrongan Honda GL Pro lansiran 1996 yang berjasa menemani perjalanan hidupnya, tetap enak dilihat. "Mau dijual sayang karena terlalu banyak sejarahnya dan ini motor warisan dari bapak, tapi bentuknya udah ketinggalan zaman. Jadi, ya diubah ala supermoto aja biar lebih oke," jelas mahasiswa asal Solo yang akrab disapa Begi ini.
Ducati Hypermotard pun menjadi pilihan Begi untuk mengubah sepeda motor sportnya itu. Tak pelak, perombakan total dilakukan dari mulai rangka sampai kaki-kaki agar tampilannya mirip. Termasuk pemakaian side frame merah ala motor Itali itu.
"Untuk sepeda motor yang mengambil bentuk ke kebutuhan dual purpose, itu berarti sepeda motor ini dirancang untuk bisa melaju di medan aspal ataupun tanah. Jika sudah seperti ini akan lebih banyak melakukan ubahan rangka utamanya agar lebih kokoh," jelas Royanto, modifikator The Dharmosix yang menggarap proyek tersebut.
Pada dasarnya, rangka asli  GL Pro tidak dicopot tetapi dilakukan pemotongan pada subframe agar terlihat pendek. Trus, ada penambahan rangka samping, mulai dari bawah tangki hingga ujung sadel menggunakan pipa hitam berdiameter 1/4 inci. Tujuannya,  untuk membantu subframe menopang berat tubuh biker. Lantas, agar mendapatkan bentuk tubuh yang modern, tangki pun di desain ulang menjadi sedikit lebih lebar menggunakan plat galvanis 0,8 mm.
"Karena mesin motor ini masih standar jadi aplikasi kaki-kaki memang tidak terlalu ekstrem dan tetap dipertahankan agar bentuk tetap proporsional," tambah Roy. Jadi tidak ada penggunaan kaki-kaki moge untuk GL Pro ini, seperti di depan menggunakan shock teleskopik punya Yamaha YZ 85 cc, lalu lengan ayun dari Kwangen. Bahkan, untuk roda pun tidak terlalu besar dengan pelek 17 inci yang dibalut ban 140/70 belakang dan 100/70 depan.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar