Label

Rabu, 06 Juni 2012

Tega Nggak Tega Demi Wajah Baru

 
Sayang, kalau Suzuki GSX600 terus teronggok bertahun-tahun di bengkel. Akhirnya, Ariawan Wijaya (28), pemodifikator dan pemilik bengkel Baru Motor Sport (BMS) coba menyulap tampilan standar moge Jepang itu bergaya cafe racer  (CR) yang lagi tren di kalangan modifikator.
"Motor ini memang sudah lama saya miliki dan pemberian dari teman di Kalimantan, tapi waktu itu belum kepikir mau diapakan sampai akhirnya dapat ide yang ekstrem kayak gini," jelas Ari.
Suatu risiko harus diterima Ariawan memilih modif aliran CR yang tergolong radikal. Ia harus merelakan seluruh bagian dari sepeda motor terbuang, kecuali mesin. Seperti rangka utama dibuat dengan pipa 0,5 inci untuk menopang jantung pacu. Lalu pipa 0,25 inci untuk side frame sebagai ciri khas tersendiri, mengingat itu biasanya ada pada aliran naked bike saja tapi bisa dikolaborasi secara baik oleh Ari.
Lalu, jika cafe racer dikenal dengan style yang tegak lurus dan ramping, Ari coba sedikit melencang dari tradisi CR. Ini tampak pada tangki bahan bakar yang besar dan buritan yang ramping serta sedikit "nungging". Lantas, bukan aksen warna krom yang coba ditampilkan pada cafe racer melainkan perpaduan emas dan merah. Untuk emas diberikan pada akesoris dari X-Race dan Rizoma, mulai dari segitiga, handgrip, footstep dan tabung oli rem. Kemudian merah pada rangka dan up-side-down berukuran 50 mm dari Marzocchi.
"Klasik itu hanya sebagai konsep saja tapi sebenarnya sentuhan modern tetap jadi suguhan utama untuk cafe racer berbodi 'kebo' ini," ujar bapak anak satu itu. Agar penampilan kaki-kaki sesuai dengan tongkrongan motor yang besar, moge tersebut diberi pelek superbike Carrozeria 3.5x16.5 depan dan 6.25x16.5 belakang. Lalu dibalut ban besar dari Mettzeler Silk Racetech K1 120/65-16.5 depan, serta 190/45-16.5 di belakang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar