Abon selama ini dikenal sebagai makanan yang berfungsi sebagai lauk atau isian untuk beberapa olahan makanan lain. Beragam inovasi olahan abon kini banyak ditemukan di berbagai tempat. Salah satu olahan abon yang memiliki cita rasa khas dan berkalsium tinggi adalah abon duri bandeng. Produk olahan Hj. Ummi Hayati (51) ini terbukti mengandung kalsium hingga 4% , sementara kandungan protein dan fosfornya masing-masing sebesar 32% dan 3% setelah dilakukan penelitian di salah satu laboratorium di Yogyakarta.
Ditemui di rumahnya Rabu (23/3), Hj. Ummi mengaku memulai menjalankan usaha abon duri bandeng dan aneka olahan lainnya sejak tahun 1991. “Awalnya saya membuka usaha ini hanya sebagai sambilan saja, namun karena hasilnya sangat menjanjikan akhirnya saya tekuni dan fokus memproduksi aneka olahan bandeng ini,” kata Ibu asli Losari Brebes tersebut. Selain memproduksi abon duri bandeng sebagai menu andalannya, saat ini Hj. Ummi juga memiliki produk olahan bandeng lainnya, antara lain otak-otak bandeng, sosis bandeng, bandeng presto, bakso bandeng, dan nugget bandeng.
Hj. Ummi mengaku beragam olahan ikan yang memiliki nama latin Chanos chanos tersebut
 diperolehnya atas hasil kreasi sendiri dengan inspirasi dari berbagai 
hal. “Sebagai ibu yang senang masak, saya sering mencoba membuat 
berbagai olahan makanan baru dari bandeng, kemudian saya coba tawarkan 
dan ternyata banyak yang suka,” terang ibu berputra tiga itu. Dan saat 
ini, dengan dibantu dua orang tenaga produksinya, Hj. Ummi rata-rata 
memproduksi aneka olahan bandeng 25-30 kg setiap harinya.Menggunakan Bandeng Hj. Ummi Hayati sebagai nama produknya, beliau mengaku memasok bahan baku bandeng dari Juwana Pati setiap harinya. Menurutnya bandeng dari daerah tersebut tidak bau tanah dan rasanya gurih. Setelah itu bandeng-bandeng tersebut diolah menjadi beragam makanan olahan dengan otak-otak bandeng sebagai menu rutin produksinya.
Harga
 yang ditawarkan Hj. Ummi untuk setiap produknya juga cukup terjangkau, 
untuk bakso harganya Rp.5.000,00; sosis bandeng Rp.10.000,00; otak-otak 
bandeng Rp.11.000,00; nugget Rp.11.000,00; dan abon bandeng 
Rp.11.000,00. Dengan harga tersebut, kini produk-produk olahan bandeng 
Hj. Ummi sudah dipasarkan hingga Jakarta, Tangerang, Medan, Palembang, 
dan berbagai swalayan Yogyakarta. Beliau mengakui jika pada awalnya 
beliau memasarkan produknya tersebut dari mulut ke mulut. Setelah itu, 
atas inisiatif putranya, proses pemasaran akhirnya diambil alih oleh 
Ramachanos yang dikomandani putranya sendiri, sementara Hj. Ummi fokus 
diproduksi dan kreasi produk ikan bandeng.Dengan manajemen yang lebih tertata dan terkontrol dengan baik, Hj. Ummi mengaku saat ini bisa menghasilkan omzet hingga 114 juta rupiah per bulannya dengan keuntungan 30%. Meskipun mengaku sangat terbantu dengan pemasaran yang di handle oleh Ramachanos, namun saat ini Hj. Ummi mengaku masih mencari orang yang bisa memasarkan produknya door to door untuk area lokal Yogyakarta.
Saat ini, dengan harga bahan baku dan bumbu yang semakin melambung, Hj. Ummi mengaku harus pintar dalam menjalankan strategi bisnisnya. Dengan menerapkan strategi menaikkan harga per tahun sebesar Rp.500,00 setiap kemasan, beliau yakin konsumennya masih tetap setia sebagai pelanggan rutin produk olahannya.
Proses pemasaran produk
 olahan ikan bandeng Hj. Ummi juga terbantu dengan banyaknya media 
cetak, elektronik, hingga televisi nasional yang datang meliput. Diakui 
Hj. Ummi, berkat liputan-liputan tersebut, produk olahan bandengnya 
terutama abon duri bandeng banyak dikenal luas ke masyarakat. Melalui 
bisnisUKM.com beliau mengucapkan terima kasih kepada berbagai media yang
 sudah pernah datang meliput dan membantu memperkenalkan produk 
olahannya tersebut.Di akhir wawancaranya, Hj. Ummi menilai persaingan dalam usaha sejenis memang cukup banyak. “Persaingan cukup ketat, namun saya berpedoman kalau rejeki sudah ada yang mengatur sendiri-sendiri,” imbuh Hj. Ummi yang kini tinggal di Jl. Seturan Depok, Sleman, Yogyakarta.
sumber
mg bermanfaat..
BalasHapussami- sami
BalasHapus