Tambak ikan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tambak dalam perikanan
adalah kolam
buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai
sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan
adalah hewan air, terutama ikan,
udang,
serta kerang.
Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan dengan air payau
atau air laut.
Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Kondisi dasar tambak merupakan
suatu keadaan fisik dasar tambak beserta proses yang terjadi didalamnya baik
yang menyangkut biologi, kimia, fisika maupun ekologi yang secara langsung
maupun tidak langsung ikut berpengaruh pada kehidupan udang maupun organisme
lainnya dalam suatu keterkaitan ekosistem perairan tambak. Parameter ini dapat
dijadikan sebagai salah satu tolok ukur kualitas perairan tambak dengan dasar
pemikiran sebagai berikut:
Dasar tambak merupakan ruang gerak dan tempat hidup bagi udang dan
organisme lainnya dalam kondisi normal seperti habitat alaminya, sehingga kondisi
dasar tambak akan mempengaruhi tingkat keamanan dan kenyamanan bagi udang
maupun organisme lainnya di dalam perairan tersebut.
Dasar tambak merupakan tempat akumulasi kotoran tambak baik yang berasal
dari treatment budidaya maupun proses metabolisme yang dilakukan oleh organisme
yang hidup di perairan tambak tersebut.
Dasar tambak merupakan suatu area di dalam tambak yang membentuk suatu
sub komunitas tersendiri yang bersifat benthic di dalam tambak dan
keberadaannya mempunyai korelasi yang erat dengan ekosistem perairan tambak.
Pada dasar tambak terjadi proses-proses biologi, kimia, fisika dan
ekologi yang sangat tergantung pada kestabilan ekosistem perairan.
Pada kondisi tertentu, dasar tambak dapat bersifat an aerob karena tidak
terjadinya proses oksidasi sehingga dapat membahayakan bagi kondisi dan
kualitas udang di dalam tambak.
Kondisi dasar
tambak mempunyai keterkaitan secara langsung dengan kondisi dan kualitas udang
serta kualitas perairan tambak, yaitu jika perairan tambak berada pada
keseimbangan ekosistem dan bersifat stabil serta kondisi dan kualitas udang
bagus maka kondisi dasar tambak akan terjaga dengan sendirinya. Salah satu
faktor yang juga ikut menentukan kondisi dasar tambak adalah penempatan posisi
kincir air yang dioperasikan pada saat kegiatan budidaya berlangsung. Posisi
kincir yang sesuai dan dapat mengarahkan kotoran dasar tambak ke arah sentral
pembuangan dapat meminimalkan terjadinya penyebaran akumulasi kotoran tersebut
di dasar tambak, sehingga pada saat dilakukan pembuangan air tambak kotoran
tersebut dapat ikut terbawa.
Pada dasarnya
setiap petakan tambak yang sedang dioperasikan selalu dijumpai adanya kotoran
dan hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat keberadaan dan tingkat
penyebarannya di dasar tambak dibandingkan dengan tolok ukur dari hasil
pengamatan terhadap kondisi dan kualitas udang serta kualitas perairan tambak.
Beberapa faktor penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi kotoran
di dasar tambak adalah antara lain:
Desain dan kontruksi dasar tambak yang tidak dirancang dengan tingkat
kesesuaian terkonsentrasinya kotoran ke arah sentral pembuangan, sehingga
menyebabkan kotoran di dasar tambak tersebut menyebar di beberapa titik
konsentrasi.
Penempatan posisi kincir air yang kurang tepat, sehingga tidak dapat
mengarahkan kotoran tersebut ke arah sentral pembuangan.
Program pakan yang over feeding jika dibandingkan dengan tingkat
kebutuhan udang. Sisa pakan yang berlebihan tersebut tidak terkonsumsi oleh
udang dan membusuk serta terakumulasi di dasar tambak menjadi kotoran.
Teknik pemberian pakan yang tidak merata ke seluruh area pakan di dalam
petakan tambak, sehingga pakan terakumulasi di satu titik dan tidak terkonsumsi
merata sehingga membusuk di dasar tambak.
Tingkat populasi udang di dalam tambak. Pada tambak dengan populasi
udang yang relatif padat, kondisi dasar tambak akan relatif bersih karena
kotoran di dasar tambak akan terdorong dengan sendirinya ke sentral pembuangan
yang diakibatkan oleh aktifitas udang di dasar tambak.
Kurangnya pengecekkan dasar tambak dengan melakukan penyelaman secara
berkala.
Kurangnya intensitas dan frekuensi sirkulasi air yang dapat mendorong
kotoran dasar tambak ke arah sentral pembuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar